Translate
Jumat, 24 November 2017
Jumat, 27 Oktober 2017
Rabu, 19 Juli 2017
Senin, 12 Juni 2017
PUISI DIRIKU PRIBADI ( BERCERMIN )
BERCERMIN
Berdiri ku dihadapan cermin
Menatapi diri penuh arti
Ku tatapi seorang berdiam diri
Siapa dia?
Kenapa dia tampak murung sekali
Tak ada sedikit kebahagiaan dan
keceriaan di raut wajahnya
Kenapa wajahnya penuh berlinang air
mata
Kenapa wajahnya penuh rasa bersalah
Kenapa wajahnya penuh rasa cemas
Dan kenapa wajahnya penuh rasa
khawatir dan harap
Siapa dia?
Ku tak dapat mengenalinya
Jati dirinya telah hilang
Kepercayaan dirinya telah sirna
Senyumnya pun telah tiada
Ku bertanya kepadanya
Mengapa engkau bermuram durja?
Mengapa engkau penuh rasa bersalah?
Mengapa engkau penuh kesedihan?
Dan mengapa engkau penuh rasa takut
dan khawatir?
Apa yang kamu khawatirkan?
Ini bukan dirimu
Bukan dirimu yang dulu
Yang dulu penuh senyum
Yang dulu penuh canda tawa
Yang dulu penuh keriangan
Sadarlah!!! Oh sadarkanlah dirimu!!!
Mau sampai kapan kau simpan derita mu
ini?
Mau sampai kapan kau pasang wajah
penuh tangis seperti itu?
Tak akan ada manusia yang peduli
Karena mereka juga punya hidup
sendiri
Tersenyumlah
Bakarlah kembali semangatmu
Hanguskan semua yang mengusikmu
Buang semua yang mengganggumu
Kembalilah tersenyum untuk dunia
Kembalilah ceria untuk dunia
Kembalilah kepada dunia
Kamis, 25 Mei 2017
None Title
Tiada insan yang sempurna
Kesalahan dan kekhilafan selalu ada
Entah disengaja
atau tak sengaja
Setiap insan itu lemah
Karena lemahnya iman
Kepada Sang Pencipta Kehidupan
Awal kelemahan manusia
Yang menjadikannya terjerumus ke lembah
Penyesalan
Minggu, 21 Mei 2017
Tulisan Tanpa Judul (Puisi Kegagalan yang Menyadarkan)
Tanpa Judul
Dalam hati ku menangis
meratapi semua ini
Sebuah harapan yang hancur
berkeping-keping
Dalam kejapan mata
Ingin ku luapkan rasa sakit
ini
Namun ku tak berdaya
Ku tak sanggup bila
Orang-orang terdekatku
sedih melihatnya
Siapa orang terdekatku?
Tidak ada, hanya orang tua
yang ada
Kakek nenek yang selalu
mendoakan
Dan juga kedua adekku yang
selalu
Merindukan dan menyayangiku
Diam-diam ku menangis
Menghadapi pahit hidup ini
Pahitnya kegagalan dan
manisnya kesombongan
Ku rasa aku punya sahabat
Atau teman yang bisa
menjadi pengobat
Tapi kenyataannya tidak.
Mereka yang ku harapkan
Bisa menjadi teman setia
Mereka yang ku banggakan
Karena ku nilai
ketulusannya
Tapi apa?
Saatku jatuh ke dalam
jurang kepedihan
Mereka yang ku anggap setia
Mereka yang ku anggap tulus
Mereka yang kusayangi
epenuh hati
Pergi meninggalkan luka ini
Oh Tuhan, andai saja ku tau
Aku tak berharap mengenal
itu
Aku tak berharap menyayangi
sepenuh hati
Aku tak berharap dia
menjadi
Pengobat rindu dan laraku
Sungguh, aku tak percaya
pada semuanya
AKU BENCI SEMUA
DAN BAHKAN AKU MALU MENATAP
DIRIKU SENDIRI
DAN MENAMPAKKAN PADA ORANG
LAIN
Langganan:
Postingan (Atom)