Translate

Rabu, 22 Desember 2021

Perjalananku Awal Kuliah - Pejuang Beasiswa _ Beasiswa Unggulan

        Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentu menjadi cita-cita bagi setiap orang. Banyak kisah sukses dan gagal untuk mencapai ke sana, mulai dari SNMPTN, SBMPTN, Ujian Mandiri, hingga mengulang SBMPTN dan Ujian Mandiri tahun depannya. Tak mudah memang, namun dengan usaha, kerja keras, belajar dan tak lupa doa, semua itu akan mudah didapatkan. Begitu pula yang pernah saya alami sendiri, mengetahui bagaimana rasanya kegagalan ketika pengumuman pertama SNMPTN.. Yaaahh, kecewa, its true, tak bisa dibohongi. Tak apa, masih ada SBMPTN, namun sayangnya juga gagal di tahap ini. Bukan karna gagal lolos seleksi SBMPTN, tapi gagal mengikuti SBMPTN karena pada hari yang sama dengan jadwal SBMPTN saya harus mengikuti kelombaan tingkat nasional, dan saya pun mengikhlaskannya, meskipun dalam lomba itu saya tidak mendapat juara, hehe.. Yah kecewa ku bertambah sih, banyak kegagalan di masa-masa itu. Alhamdulillah, ternyata Allah masih memberi cara lain untuk saya bisa melanjutkan kuliah, yaitu dengan mengikuti ujian mandiri di salah satu universitas. Awalnya saya ragu, kenapa? karna kita tahu bahwa biaya masuk ke universitas dengan jalur ujian mandiri tentu uang kuliahnya lebih tinggi, dan secara ekonomi, saya melihat keluarga tentu akan kesulitan membiayainya, terlebih orang tua ku hanya seorang petani dan pedagang sayur keliling. Namun saat itu, saya memiliki keyakinan bahwa saya bisa mendapatkan beasiswa. Saya menanamkan keyakinan pada diri saya bahwa ketika saya sudah kuliah, saya yakin akan mendapat beasiswa dan saya harus berusaha mendapatkannya.

        Alhamdulillah, akhirnya pengumuman ujian mandiri tiba dan saya dinyatakan diterima kuliah di sana, dan alhamdulillah saya bersyukur kembali, uang SPI saya Rp0,00 meskipun tingkat ukt sayang 5juta. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa diterima, rasa senang menyelimuti kesedihan yang sebelumnya ada. Kesenanganpun tak berakhir di sana, saya juga harus memikirkan bagaimana membayar ukt 5juta dengan kondisi orang tua yang tentu saya tau itu sulit. Di semester pertama, alhamdulillah saya bisa membayar biaya kuliah dengan uang hasil lomba sebelumnya. Orang tua juga membantu biaya hidup dan kos. Saya merasa harus hidup hemar agar tidak boros dan tidak lebih menyusahkan orang tua. Begitupun di semester dua, alhamdulillah, saya juga bisa membayar biaya kuliah dan biaya hidup dari orang tua, yang tentu saya tidak tahu bagaimana orang tua mendapatkannya. Sejak semester pertama, saya berusaha keras mencari informasi berbagai beasiswa, mulai dari beasiswa bidikmisi susulan namun saat itu saya telat mendaftarkan diri, kemudian beasiswa PPA namun saya juga gagal di sana. Sedih rasanya, merasakan diri benar-benar kesusahan dan harus berjuang sendirian ke sana ke mari, meskipun begitu saya tetap berdoa dan berusaha. Setiap malam menangis memohon kepada-Nya agar dimudahkan mendapatkan beasiswa karna tak ingin menyusahkan kedua orang tua. Hidup hemat dan tidak boros, segala keinginan ditahan hanya agar bisa cukup uang saku untuk satu bulan. Kemudian di semester kedua, alhamdulillah, saya bisa mendapatkan beasiswa dari Lazis, berupa biaya hidup per bulan sebesar Rp400.000. Alhamdulillah, di situ aku bersyukur banget rasanya, sedikit melegakan, bisa mendapatkan uang tambahan. Namun di samping itu, saya juga tetap berusaha untuk mencari beasiswa lainnya.

        Pada suatu ketika, saya bertemu dengan seseorang, wanita, semester atas, kita bercerita-cerita tentang pengalaman selama di sekolah karna dia tertarik dengan saya yang merupakan mahasiswa baru. Sampai akhirnya saya bercerita kesusahan mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah, masyaa Allah, Tuhan memang memiliki cara indah untuk saya, melalui orang itu saya bisa mendapatkan informasi-informasi beasiswa seperti beasiswa djarum, beasiswa bank Indonesia, dan beasiswa unggulan. Alhamdulillah, hingga saat ini saya masih bersyukur dipertemukan dengan orang itu. Karena dari informasi itulah, saya mulai mencari lebih dalam informasi tentang beasiswa tersebut. Alhamdulillah, wa syukurillah, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk mendaftar ke beasiswa unggulan. Saya berusaha mempersiapkan segala keperluan untuk mendaftar, mulai dari berkas, essay, hingga proposal yang menjadi syarat mendaftar beasiswa. Saya susun dengan bertanya-tanya ke berbagai orang di media sosial, meskipun saya tidak mengenal orang itu, alhamdulillah juga dia mau membantu. Alhamdulillah, saya pun mensubmit pendaftaran tersebut di hari menjelang penutupan pendaftaran.

        Waktu pun terus berjalan. Saya sudah pasrah dengan hasilnya. Hampir pertengahan semester tiga belum ada informasi penerimaan. Sayapun pasrah dan mengikhlaskan. Hingga sampai pada masa, saya mendapat pesan dari seorang teman yang ternyata juga mendaftar beasiswa unggulan, menanyakan perihal wawancara beasiswa unggulan. Saya pun kaget tak karuan, bingung, wawancara apa. Dan ternyata saya mendapatkan undangan wawancara calon penerima beasiswa unggulan dari email, saya tidak membukanya, dan undangannya ternyata sudah terlewat satu hari. Saya pun menangis kepada teman saya, hingga menimbulkan kegaduhan, dan mendapatkan teguran dari dosen karena itu pas jam kuliah. Saya pun akhirnya segera minta izin pulang dan dosenpun mengizinkan. Kalang kabut sudah, pikiran sudah ke mana-mana, apa masih boleh, saya pun tetap menyiapkan segala berkas untuk proses wawancara. Hari itu sekitar pukul 09 pagi. Ketika semua berkas sudah siap, saya pun menangis, saya tak tau harus ke sana dengan siapa, terlebih posisi saya di Semarang dan wawancara di Jogja. Saya bingung, menelepon semua orang, dan mereka berkata tidak bisa. Saya sudah pasrah. Akhirnya saya terpikir salah satu teman kelas saya, Fitri namanya, kemudian saya pun menghubunginya, mengajak dia bersama ke Jogja. Bersyukurnya saat itu, fitri memiliki jadwal yang sama di kelas yang sama dengan saya, saya pun mengajak dia izin di hari itu, dan alhamdulillah, diapun mau. Akhirnya kita berdua berangkat ke jogja, naik motor, berangkat sekitar pukul 12.00, alhamdulillah juga saat itu kita berdua sedang berhalangan untuk sholat. Saya pun meyakinkan diri masih bisa nyampai di sana, meskipun hari itu, penutupan wawancara ditutup jam 16.00. Saya tetap berusaha melanjutkan. Dan alhamdulillah, nyampai di lokasi pukul 15.10. Saya pun memberanikan masuk ke lokasi, menjelaskan detail perkara mengapa saya tidak datang di hari kemarin wawancara, saya pun menjelaskan dan panitia alhamdulillah masih menerima.

        Proses wawancara pun selesai,  puku 16.00 kita pun memutuskan untuk segera pulang dan mampir di salah satu universitas di jogja untuk sekedar foto, dan kita pun melanjutkan perjalanan. Saya sangat bersyukur, Tuhan mengirimkan orang-orang yang sangat membantu dalam perjalanan hidup saya. Saya pun tawakkal dengan hasil wawancara, dan melanjutkan kuliah seperti biasa. Beberapa minggu kemudian, alhamdulillah, saya mendapatkan email untuk tanda tangan kontrak sebagai penerima beasiswa unggulan. Alhamdulillah yaa Allah, terima kasih atas karunia yang Engkau berikan. Saya sangat bersyukur, engkau memberikan jalan hidup sedemikian rupa, keyakinan akan kalimat-Mu bahwa setelah kesusahan pasti akan ada kemudahan. Itu benar yaa Allah.. Tak lupa juga ini berkat doa-doa dari kedua orang tua yang selalu meminta kemudahan bagi anaknya. Saya pun memberitahu orang tua dan meminta izin ke jogja untuk tanda tangan kontrak. Saya pun pergi sendirian dari rumah (Grobogan) ke Jogja, berangkat sekitar pukul 06.00, saya berangkat satu hari sebelum hari H penandatangan kontrak dan saya menginap di kos salah satu teman saya yang kuliah di jogja.

        Tak hentinya, segala sesuatu memang membutuhkan usaha, di hari H penandatanganan kontrak, saya memutuskan untuk membuat rekening baru di sana. Sebagai orang yang pertama kali ke jogja, sendirian, saya tak tahu harus ke mana, dan saya pun memutuskan untuk menggunakan G-Map. Mencari bank untuk membuka rekening di sana. Saya berangkat pukul 07.00 dan menunggu di depan bank hingga bank buka sekitar pukul 07.30. Betapa kagetnya, di pagi seperti itu, ternyata sudah banyak nasabah yang menganti. Alhamdulillah, ketika dibuka, saya pun mendapatkan antrian ke-empat di customer service. Setelah proses membuka rekening selesai, saya pun melanjutkan ke lokasi tempat tanda tangan kontrak di salah satu universitas di jogja daerah Bantul. Alhamdulillah, saya pun merasa bersyukur. Akhirnya, saya tercatat sebagai penerima beasiswa unggulan, dengan biaya kuliah full sampai semester 8 dan mendapatkan penggantian uang kuliah yang dibayarkan di semester tiga. Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah. Perjalanan ini sunggu terkenang, membekas, dan tidak akan terlupa. Terima kasih kepada keluarga, Ayah, Ibu dan adik-adikku yang menjadi motivasiku. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantuku sampai saat ini, khususnya terima kasih fitri, sudah bersedia mengantarku ke jogja. Pulang pergi di hari yang sama. Sungguh pengalaman tak terlupakan. Terima kasih kepada BU atas dukungan pendanaan selama kuliah saya lulus saat ini. Terima kasih semua.

Minggu, 11 November 2018

Rossa - Bulan Dikekang Malam (Lyric)

BULAN DIKEKANG MALAM

Penyanyi : Rosaa
Pencipta  : Melly Goeslaw
OST Ayat-Ayat Cinta 2

andaikan kabut tak menyulam hari
hingga berlarut larut
andaikan hidup ada harapan
mencintaimu sebagai bagian terindah dihidupku
tak kubiarkan kau tak bahagia
berjuta fatwa cinta yang ada
mengantarku pada kenyataan
hatiku memeluk bayang - bayang
ingin denganmu tapi tak bisa

aku bukan aku yang dulu
namun cintaku seperti dulu
merelakanmu aku merasa
bagai bulan di kekang malam

andaikan kabut tak menyulam hari
hingga berlarut larut
andaikan hidup ada harapan
mencintaimu sebagai bagian terindah dihidupku
tak kubiarkan kau tak bahagia
berjuta fatwa cinta yang ada
mengantarku pada kenyataan
hatiku memeluk bayang - bayang
ingin denganmu tapi tak bisa

aku bukan aku yang dulu
namun cintaku seperti dulu
merelakanmu aku merasa
bagai bulan di kekang malam

aku ikhlaskan segalanya
walau cintaku lebam membiru
sakit namun aku bahagia
ku terima sgala takdir cinta

bulan di kekang malam
bulan di kekang malam



Sumber: https://kitablirik.blogspot.com/2017/12/lirik-lagu-bulan-dikekang-malam-rossa-ost-ayat-ayat-cinta-2.html 

Senin, 15 Oktober 2018

Puisi Kerinduan-ku untuk cinta kasih dalam hidupku

Kerinduan-ku 

Heningnya malam di Kota Asing 
Di tempat ku berada 
Di sebuah rumah kecil nan artistic 
Sebagai tempat persinggahanku di kota ini 
Gemerlapnya lampu jalanan 
Terangnya lampu di sepanjang teras rumah 
Ku buka sedikit jendela kamarku 
Menghirup dinginnya udara malam 
 Berbaring ku di bed kasur kecilku 
Memiringkan tubuh memeluk gulingku 
Sejenak merehatkan diri dari aktivitas rutinku 
Menikmati semilirnya angin yang masuk dari jendela itu 
Mensyukuri setiap nikmat yang Tuhan berikan kepadaku 
Sungguh, nikmat Tuhan manakah yang aku dustakan 
Segalanya telah Dia berikan dan Dia kabulkan 
Tiada satu pun yang terlewatkan 
Anugrah-Nya begitu besar 
Hingga akupun jatuh cinta pada-Nya 
Aku mencintai-Nya 
 Mencintai Dia sang pencipta kehidupan 
Mencintai Dia sebagai sebaik-baiknya penjaga 
Mencintai Dia karna kasih dan sayang-Nya 
Hingga aku pun berpikir
Tentang satu nikmat yang sangat besar 
Namun belum bisa ku mensyukuri 
 Nikmati apa itu? 
Kasih sayang seorang ibu 
Ibu 
Maafkanlah anakmu 
Yang selalu mengecewakanmu 
Yang terkadang menganggapmu kurang penting dalam hidup 
Mengabaikanmu dan tak mengabarimu 
Ampunilah anakmu ibu 
Percayalah ibu 
 Aku tak sanggup bila hidup tanpamu 
Tanpa kasih sayangmu 
Tanpa peluk hangatmu 
Kaulah yang selalu ada disetiap tetesan air mataku 
Kaulah yang selalu menguatakanku 
 Kaulah yang selalu sabar dengan sifat burukku 
Kaulah yang selalu mengerti kekuranganku 
Ibu 
Ku sangat menyayangimu 
Ku sangat sangat menyayangimu 
Ku tak sanggup bila hidup tanpamu 
Meneteslah air mataku di malam itu 
Karena ku sangat merindukan ibu